PERBEDAAN ITU DIJADIKAN MOTIVASI
Dalam rapat koordinasi dan evaluasi pada hari selasa tanggal 28 April 2015 di Kantor SMP Al Fusha Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Abah Kyai H. Muhammad Dzilqon selaku pengasuh pondok pesantren al fusha
memberikan pengarahan kepada seluruh dewan guru dan tenaga kependidikan untuk memajukan pondok pesantren al fusha dengan meyakini perbedaan itu
indah dan keberagaman itu anugera.
Abah Kyai H. Muhammad Dzilqon menuturkan, salah satu bentuk aksi yang dilakukan untuk membangun masa depan generasi bangsa Indonesia terutama dalam lingkungan pondok pesantren terpadu al fusha, yaitu dengan memberikan pendidikan dan pemahaman yang baik bagi anak didik.
Pondok pesantren Terpadu Al Fusha pun memiliki banyak keragaman yang harus disyukuri. Kendati
demikian, masih banyak ruang bermasyarakat yang perlu dibenahi, yakni
oleh anak-anak bangsa, untuk wujud perubahan Indonesia yang lebih
baik.
Ia menambahkan, “Indonesia merupakan bangsa yang besar,
perbedaan, dan keragaman adalah ciri khas bangsa ini, namun pondok pesantren terpadu al fusha perlu
untuk menyuarakan kepedulian sosial yang lebih luas lagi, serta
memperkenalkan langkah-langkah nyata yang telah kita lakukan untuk wujud perubahan Indonesia yang lebih baik."
"Kami senang dapat bekerja sama
dengan semua tenaga pendidik atau dewan guru untuk menyuarakan kepedulian sosial
yang berlandaskan toleransi dan Bhinneka Tunggal Ika yang terlihat
pudar di zaman sekarang,namun kita harus ingat didalam perbedaan itu kita jadikan motivasi” katanya.
Selain itu kekurangan atau perbedaan ini dapat menjadi modal dalam
menciptkan pondok pesantren terpadu ini maju, bahkan lebih maju dari pada pondok yang lain, yakni dengan adanya
perbedaan menjadikan kita bersatu untuk memberikan yang terbaik. kita mampu punya santri yang berkreatifitas baik. Yang penting bisa membuat masyarakatnya
percaya, ujar Abah Kyai H. Muhammad Dzilqon dalam
penyampaian sambutannya.
Dalam sambutanya kepala SMK Al Fusha mengatakan sebuah pondok pesantren untuk
maju terdiri dari lima pilar. Namun, pilar-pilar menjadi lemah ketika
tak ditopang dengan satu pilar utama, yaitu kepercayaan. "Ada
pepatah China bilang, syarat sebuah negara untuk maju ada lima unsur,
yaitu wilayah, rakyat, pertahanan, makanan, dan kepercayaan,"
ujarnya.
Ketika seorang murid iseng bertanya
kepada gurunya apabila pilarnya tidak kuat, gurunya menjawab, buang
pilar pertahanan. Kemudian, kalau masih tidak kuat, buang wilayah.
Selanjutnya buang makanan, seterusnya rakyat.
"Kalau (pilar-pilar) itu nggak
bisa?, Lau Che menjawab, Buang itu pertahanan. Terus kalau tinggal
tiga pilar? Buang wilayah. Kalau tinggal dua pilar? Buang itu
makanan. Tinggal satu pilar? Buang rakyat. Jadi, paling penting itu
kepercayaan. Satu hari nanti, pasti bisa bentuk negara maju dengan
adanya kepercayaan," kisahnya.
Mengakhiri sambutannya, Bapak Jaelani, S.Pd meminta
semua guru dan tenaga kependidikan, agar memberi kesempatan bagi
dirinya bersama anak didiknya untuk melayani dan
memperbaiki proses pembeljaran menjadi lebih baik lagi.tuturnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar